Search This Blog

Tuesday, July 26, 2016

Telehealth, Teknologi Masa Depan untuk Penderita Penyakit Kronis

Apa yang akan lakukan jika badan kita merasa tidak enak atau anak kita mengeluh sakit pada badannya, dalam keadaan genting tersebut dokter yang kita percayai berada di 10km dari rumah kita? Saat ini sudah muncul solusinya yaitu dengan perawatan oleh dokter dan perawat jarak jauh dengan menggunakan komputer atau smartphone. Layanan yang disebut telehealth itu akan menjadi layanan kesehatan untuk 10 tahun ke depan.



Para pakar memperkirakan orang-orang yang sudah berusia 60 tahun ke atas telah memiliki dan dapat menggunakan smartphone. Angka perkiraannya mencapai 90%, jadi hal ini memungkinkan telehealth terwujud sehingga pasien dapat berkomunikasi langsung dengan petugas medis dari rumah.

Dengan menggunakan perangkat komputer dan smartphone, kita dapat menghubungi dokter dan perawat kapan saja dengan biaya yang relatif lebih murah untuk melakukan pemeriksaan dalam situasi darurat, seperti serangan jantung atau stroke. Telehealth juga dapat membantu pasien yang dalam keadaan kronis seperti diabetes atau penyakit Parkinson. Menurut dokter ahli syaraf Ray Dorsey, dokter anak dapat dihubungi secara langsung oleh petugas sekolah saat ada siswa yang demam tinggi atau muntah-muntah.
"Hal tersebut merupakan pemeriksaan yang cepat dan mudah, tanpa harus pergi ke ruang gawat darurat, bahkan cukup ke tempat praktek dokter anak. Menurut saya, telehealth nantinya akan semakin dibutuhkan pada kondisi kronis guna membantu mengurangi biaya," ujar Ray Dorsey.

Dorsey ( University of Rochester Medical Center, Rochester, New York) dan Eric Topol (Scripps Research InstituteCalifornia) menulis artikel yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, memperkirakan sejumlah tren dalam evolusi telehealth .

Kini, apa yang selama ini dikenal sebagai telemedicine yang digunakan untuk memantau jantung pasien dan menghubungkan dokter dengan ruang gawat darurat dari jarak jauh. Tahun 2014 di Amerika, beberapa veteran melakukan dua juta pemeriksaan melalui pelayanan kesehatan telemedicine, yang disediakan pemerintah.

Dalam 10 tahun mendatang, telehealth akan memperluas cakupan penggunaan telemedicine, mulai dari pelayanan dokter umum sampai dokter spesialis seperti psikiater, ahli saraf dan spesialis kulit. Telehealth bisa dihubungkan dengan perangkat nirkabel yang bisa dimanfaatkan untuk menangani situasi kritis, termasuk gagal jantung kongestif.

Menurut Dorsey, telehealth juga bisa digunakan untuk menangani pasien di negara lain.

"Menurut saya, negara berkembang di belahan dunia lainnya, seperti China atau India, di mana mereka mengeluarkan $300 - $500 per kapita untuk perawatan kesehatan, melihat hal tersebut teknologi dapat digunakan untuk memberikan pelayaan kesehatan kepada masyarakat luas. Telehealth dipandang dapat memberikan solusi dan sarana dengan memberikan akses perawatan yang lebih baik dan lebih canggih yang sebelumnya belum dapat dibuka akesesnya untuk masyarakat umum", imbuh Dorsey.

Tantangan terbesar menurut Dorsey adalah kesenjangan digital, di mana orang-orang yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan tidak memiliki atau tidak dapat menggunakan kompter atau smartphone. Pada akhirnya, Dorsey dan Topol berpendapat, Telehealth tidak akan menggantikan pemeriksaan dokter secara langsung di ruang praktek, tetapi bisa mengisi kekosongan sehubungan dengan bertambahnya penderita penyakit kronis serta meningkatkan akses bagi mereka yang sangat membutuhkan layanan kesehatan yang lebih intensif.

No comments:

Post a Comment

Kenapa Setiap Menstruasi Selalu Sakit Nyeri?

Natesh pembalut Herbal Pembalut yang dipakai banyak perempuan di Indonesia sekaligus para artis serta selegram terkenal. Info lebih lanjut h...